PT BESTPROFIT FUTURES | BANDUNG: Syair Abu Nawas -Al I’tiraf (Sebuah Pengakuan Dosa) Syair Abu Nawas -Al I’tiraf (Sebuah Pengakuan Dosa)
<<<< SELAMAT DATANG DI BLOG PT.BESTPROFIT FUTURES CABANG BANDUNG >>>>

Kamis, 15 Agustus 2013

Syair Abu Nawas -Al I’tiraf (Sebuah Pengakuan Dosa)

Setelah abu nawas meninggal dunia, salah satu sahabat terdekat abu nawas bermimpi bertemu abu nawas. Dalam mimpinya abu nawas terlihat dengan wajah berseri dengan pakaian rapi dan harum. Sahabat abu nawas pun menegurnya
” heh.. Abu nawas! mau kemana engkau pergi?”
“Aku mau pergi ke surga,, ” jawab abu nawas.
Sahabatnya pun heran, karena pada masa hidupnya abu nawas terkenal dengan dengan sifatnya yang suka mabuk2an dan bermain wanita.
“Surga??” Tanya sahabatnya heran.
“Iya surga, ternyata Allah mengampuni semua dosa-dosaku..”
“Amalan apa yang kamu lakukan? sehingga membuat Allah bisa mengampuni smua dosa2mu?”
Sahabat abu nawas mulai penasaran.
“Kamu ingin tahu? Datanglah kerumahku, dibawah kasur yang biasa aku pakai untuk tidur, dibawahnya terdapat lembaran-lembaran syairq yang tiap malam aku baca..” Jawab abu nawas.


Seketika itu bangunlah sahabat abu nawas. Paginya sahabatnya mulai penasaran, dia mendatangi rumah abu nawas, menceritakan mimpinya semalam dan meminta ijin kepada istrinya untuk melihat dibawah kasur abu nawas. Ketika membuka terkejutlah ketika menemukan lembaran-lembaran syair abu nawas tentang tobat, istrinya pun juga tak mengetahuinya. Salah satu bunyi syair tersebut :

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

Jika kita amati cukup unik doa abu nawas, masuk surga katanya ga layak karena dosanya yang terlalu besar, masuk neraka pun tak kuat akan siksanya,,jika kita mau sedikit merenung inti dari syair tersebut adalah “kerendahan hati”
Kerendahan hati abu nawas menjauhkan dari sifat “kesombongan”. Sadar atau tidak sadar manusia ketika sedikit mendapat ilmu timbul rasa sombong, merasa dirinya paling mendapat hidayah mulai mengkafirkan sesama, merasa dirinya paling mengerti akan dosa, merasa dirinya yang masuk surga (akhirnya bikin bom bunuh diri) kita pasti lupa siapa umar bin khotob sebelum masuk islam?? Apakah beliau lebih mulia dari kita??. Kita tidak akan pernah tau masa depan, orang buruk bisa menjadi dan orang baik bisa menjadi buruk. Kunci mengendalikan kesombongan adalah kerendahan hati merasa diri kita paling bodoh dan tak pantas masuk surga.. Berikut ini adalah syair lengkapnya

الجَحِيْمِعَلىَ النَّارِ قْوَى وَلاَ أَ # أَهْلاً لِلْفِرْدَوْسِ لَسْتُ إِلهِي
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan # wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
            Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga,  tapi aku tidak kuat dalam neraka.

    العَظِيْمِ الذَّنْبِ غَافِرُ فَإِنَّكَ #  نُوْبيِذُ وَاغْفِرْ تَوْبَةً ليِ فَهَبْ
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii #  fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau  Maha Pengampun dosa yang besar

يَاذَاالجَلاَل بَةً تَوْليِ فَهَبْ # الرّمَالِ أَعْدَادٍ مِثْلُ ذُنُوْبيِ
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali #  fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.

احْتِمَالِيكَيفَ زَائِدٌ وَذنْبِي # يَوْمٍ كُلِّ يَوْمٍ نَاقِصٌ وَعُمْرِي
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi #  wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
            Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya.

     دَعَاكَ وَقَدْ بِالذُّنُوْبِ مُقِرًّاأَتَاكَ العَاصِي عَبْدُكَ إِلهِي
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka #  muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu ‘ dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu.

    سِوَاكَ تَ نَرْجُو فَمَنْ تَطْرُدْ فَإِنْ # أَهْلٌ لِذَا فَأَنْتَ غْفِرْفَإِنْ
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun #  fa in tathrud faman narjuu siwaaka
            Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun. Jika Engkau menolak,
kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...